cerpen vanilla latte ( sheyba adinda)
Vanilla latte
Keringat ini benar benar sudah
membasahi sekujur tubuhku, aku terus berjalan menyelusuri kota tua. Kaki ini
benar –benar letih untuk terus berjalan menyelusuri kota ini. Hari semakin gelap dan aku masih belum
menemukan jalan untuk kembali kerumah. Aku benar benar ingin lari dari
kenyataan ini, aku terlalu takut untuk meneruskan langkah kakiku di sekujur
jalan yang gelap ini tanpa seseorang yang aku kenal.
Aku ingin pulang dan aku ingin bersama Naldi . Aku benar-benar menyesal telah turun dari mobil Naldi. Mungkin benar kata orang-orang kalau aku ini orang manja yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Aku benar-benar masih ingat perkataan Naldi yang membuatku turun dari mobilnya. Dia marah besar saat aku mengomelinya karena telat menjeputku dan tidak membawa bekal sama sekali. Di dalam mobil kami saling adu mulut dan saat Naldi mengatakan “ aku sudah muak dengan sikap manjamu! Apa kau tidak bisa menjadi dewasa hah? “. Hatiku sangat sakit dan aku memintanya untuk menurunkanku dari mobilnya, tak kusangka dia benar-benar menurunkanku di kota tua ini . Rencana pergi ke pantai batal dan yang kudapatkan hanya jalan gelap tanpa seorang yang kukenal. Argg aku benar-benar capek dan takut. Setiap kutemukan batu yang menghalangi jalanku kakiku secara respon langsung menendangnya, lapar dan haus membuat emosi bertambah. Aku menggerutu di setiap jalan yang aku lewati dan selalu melihat hp yang terus berdering karena Naldi terus menghubungiku. Ingin aku mejawabnya namun kata-kata manja masih terus mengiangi pikiranku dan membuatku untuk tidak menjawab telepon darinya. Apa aku salah melakukan hal ini? Apakah terlalu kekanakan? Aah memikirkan semua ini membuatku benar-benar pusing.
Aku ingin pulang dan aku ingin bersama Naldi . Aku benar-benar menyesal telah turun dari mobil Naldi. Mungkin benar kata orang-orang kalau aku ini orang manja yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Aku benar-benar masih ingat perkataan Naldi yang membuatku turun dari mobilnya. Dia marah besar saat aku mengomelinya karena telat menjeputku dan tidak membawa bekal sama sekali. Di dalam mobil kami saling adu mulut dan saat Naldi mengatakan “ aku sudah muak dengan sikap manjamu! Apa kau tidak bisa menjadi dewasa hah? “. Hatiku sangat sakit dan aku memintanya untuk menurunkanku dari mobilnya, tak kusangka dia benar-benar menurunkanku di kota tua ini . Rencana pergi ke pantai batal dan yang kudapatkan hanya jalan gelap tanpa seorang yang kukenal. Argg aku benar-benar capek dan takut. Setiap kutemukan batu yang menghalangi jalanku kakiku secara respon langsung menendangnya, lapar dan haus membuat emosi bertambah. Aku menggerutu di setiap jalan yang aku lewati dan selalu melihat hp yang terus berdering karena Naldi terus menghubungiku. Ingin aku mejawabnya namun kata-kata manja masih terus mengiangi pikiranku dan membuatku untuk tidak menjawab telepon darinya. Apa aku salah melakukan hal ini? Apakah terlalu kekanakan? Aah memikirkan semua ini membuatku benar-benar pusing.
Key : “yah suli! Kenapa kau
berada disini?”
Suli : “hah?” ucapku dengan wajah
kebingungan
Seseorang dari kegelapan
menyapaku dan membangunkanku dari lamunan, aku tidak begitu jelas dengan
wajahnya karena jalanan disini benar-benar gelap tapi aku kenal benar dengan
suara tersebut. Dia terus melangkah mendekatiku dan tebakanku benar dia adalah
Key sahabat masa kecilku.
Key : “hey,
kenapa kau tak menjawab pertanyaanku? Apa kau menganggapku orang asing?”
Suli : “oh?
Yang benar saja, mana mungkin aku melupakanmu kim kimbum? “ dengan menekankan
kata kim kimbum lalu aku tersenyum senang
Key :” hey
kenapa kau memanggilku dengan panggilan korea? Ah lupakan yang penting kenapa
kamu bisa disini dan sendirian?”
Aku benar-benar senang di ada
disini tapi aku tidak bisa menjelaskan yang sebenarnya terjadi bisa bisa dia
menertawakanku. Aku hanya diam dan
menundukkan kepalaku kebawah. Dia langsung dalam posisi duduk dan berusaha
melihat wajahku.
Key: “hey suli
apa kau sedang tersesat atau mungkin lagi berpetualang? Ini tidak seperti
dirimu yang manja.”
Mendengar kata manja keluar dari mulutnya
aku langsung mengerutkan dahiku dan langsung memukul jidatnya. Dia pun
menggerutu kesakitan, aku hanya bisa tertawa jahat kepadanya.
Suli: “aku
hanya ingin bertemu denganmu karena aku benar-benar riiiinduuu dan sekarang aku
laaapparrr key!” ucapku dengan sedikit senyuman yang mencurigakan haha
Key : “yah
jangan tersenyum seperti itu, seolah-olah kau ingin memakanku. Apakah kau hantu
? tapi kulihat kakimu masih menyentuh tanah, apa kau benar-benar suli? Yah jangan
menakutiku ini sudah malam suli . ” dengan wajah yang sedikit ketakutan dia
perlahan melangkah kebelakang untuk menjaga jarak denganku.
Aku pun menahanya untuk pergi
dengan tatapan tajamku dan kulihat wajahnya
kini perlahan memucat, perlahan aku mendekatinya ingin rasanya aku tertawa tapi
ini moment yang mengasikkan untuk menggodanya. Tanganku mulai menggapai
lehernya dan perlahan aku mulai mencekkiknya lembut. Kulihat matanya mulai
tertutup rapat. Tiba tiba dengan kuatnya dia memegang tanganku sempat terpikir
olehku jangan-jangan key yang ada dihadapanku adalah hantu. Aku tetap berusaha
memegang lehernya walaupun jika dia hantu setidaknya aku bisa membunuhnya
kemudian lari. Aishh pikiranku mulai berantakan gara-gara memikirkan jika key
itu hantu.
Key: “ hey nona
hantu tolong lepaskan aku, dagingku benar-benar keras. Apa kau tak lihta badan
kurusku ini? Aku mohon lepaskan aku nona hantu” rengek key
Ternyata pikiranku salah total,
aku memang terlalu bodoh untuk memikirkan hal konyol itu. Aku hanya menghela
nafas setelah key merengek . Tanganku mulai terlepas dari lehernya, kutatap
matanya dalam-dalam dan aku mulai tertawa lepas dan sangat keras. Aku
benar-benar merindukan suasana seperti ini. Muka key bernar-benar jengkel dia
mulai mengerutkan wajahnya tapi aku tak mempedulikan dia , tawaku mulai berhenti
saat dia mendekatkan wajahnya tepat didepan wajahku. Kulihat wajahnya dengan
tatapan yang tak bisa kuartikan.
Key : “ yah apa
ini lucu? Kau tau betapa gemetarnya aku saat
kau mulai mencekik leherku? dan tatapanmu itu benar-benar menakutkan,
kau tetap saja seperti dulu selalu menggodaku dengan aktingmu itu. Bagaimana
jika jatungku ini copot hah !apa kau mau tanggung jawab?” oceh key dengan
kesalnya dan dengan matanya yang melotot.
Melihat key yang sedang meledakan
amarahnya kepadaku aku hanya diam dan mendengarkan ocehannya. Setelah ocehannya
selesai aku hanya tersenyum dan terus menatap matanya. Aku sangat senang
menatap matanya, kalian tau? karena dia
mempunyai mata kucing itu benar-benar indah makanya aku sangat senang saat dia
berbicara panjang lebar karena aku bisa menatap mata kucingnya yang imut itu
dan saat dia selesai berbicara aku hanya akan tersenyum manis kepadanya.
Key : “ mungkin
percuma jika aku marah-marah padamu sama seperti dulu kamu hanya bisa tersenyum
manis kepadaku tanpa berbicara sepatah katapun.”
Suli: “ huh?
Kau bilang senyumanku manis?” aku tetap menggodanya karena itu benar benar
mengasikkan
Key :”
sudahlah. Lebih baik kau tidur saja dirumahku ini kan sudah malam” ajak key
lalu menggandeng tanganku dan menuju rumahnya
Suli: “ baik
kim kimbum”
Key :” hey
berhenti memanggil namaku seperti itu”
Selama dalam perjalanan menuju
kerumah key kami saling bercanda dan juga saling mengejek satu sama lain
sampai-sampai aku lupa masalahku dengan Naldi tapi aku nyaman bersama key yang
bisa membuatku senang setiap harinya walaupun kita bertengkar, key selalu
membuatnya menjadi lelucon sehingga dalam duniaku dan key tidak pernah ada
pertengkaran beda dengan Naldi yang di setiap minggunya selalu ada keributan
yang benar-benar sepele. Kenapa aku memikirkan hal seperti ini? Bagaimana bisa
aku membandingkan pacarku sendiri dengan sahabatku?ah lupakanlah.
Keesokan harinya aku dan key
berencana untuk pergi ke taman dekat kota, aku lega karena akhirnya aku bisa
meninggalkan kota tua tersebut. Disepanjang jalan menuju taman key bercerita
kisah cintanya yang suram. Aku hanya bisa tertawa mendengar cerita dari key.
Yah sepanjang perjalanan kami isi dengan canda dan tawa. Taman kota ini
benar-benar indah sepanjang jalan hanya diisi dengan tumpukan bunga dan juga
terdapat kolam ikan yang besar. Ini benar-benar cocok untuk memanjakan mataku
tapi tidak untuk hatiku. Walaupun aku bahagia saat bersama key bayangan Naldi
masih dalam pikiranku. Aku selalu mengingat kenangan pertamaku dengannya, “vanilla
latte” itu adalah minuman yang kita rebutkan waktu itu dan karna vanilla latte
juga lah kita bersama. Aku hanya bisa menghela nafas memikirkan semua itu.
Key: “ yah suli? Ada apa
denganmu? Apa ada masalah? Ceritakan saja jangan kau pendam sendiri” ucap key
Sulli:” sebenarnya…” ucapku
sedikit ragu-ragu tapi mungkin ada benarnya perkataan key, memang tidak
menyenangkan memendam perasaan sendiri. Aku pun mulai bencerita tentang
masalahku dengan Naldi.
Key:” suli.. mungkin sudah
waktunya kamu untuk berubah, jangan hanya membuat naldi kerepotan dengan
tingkahmu. Setidaknya buatlah dia selalu bahagia di dekatmu dan satu lagi
cobalah untuk membalas atau mengangkat telepon darinya pasti sekarang dia
kawatir denganmu.”
Suli :” tapi key aku masih
jengkel dengannya karena menurunkanku dari mobilnya jika aku tidak bertemu
denganmu mungkin aku sudah..” belum selesai mengucapkan perkataanku tangan key
sudah menutup mulutku dengan tangannya
Key: “ yah bawel.. kenapa susah
sekali untukmu mengerti persaan seseorang. Cobalah sedikit mengerti perasaanya
jangan meikirkan dirimu sendiri!”
Mendengar perkataan key aku mulai
tersadar mungkin selama ini aku terlalu menyusahkan naldi dan akupun belum
pernah membahagiakan dia. Key benar aku harus merubah sikapku dan menunjukkan
bahwa aku bukanlah cewek manja dan menjengkelkan. Aku tersenyum kepada key lalu
memeluknya ,dia benar-benar seperti kakak bagiku yang selalu memberikan yang
terbaik untukku. Keypun hanya tersenyum melihatku memeluknya dan di berkata “
bukankah kau pernah mengatakan padaku bahwa kau ingin mewarnai hidupmu seperti
vanilla late?” mendengar pertanyaan key
, kulepaskan pelukanku darinya dan mengangguk padanya.
Key :” kenapa harus seperti
vanilla late? Bukankah vanilla latte
itu tidak ada rasa dominannya karena
banyak campuran bahan? Apa di dalam kehidupanmu kau ingin mencapurkan segala
sesuatu menjadi satu ?”
Mendengar
ucapan key aku hanya tertawa karena pernyataan yang tidak masuk akal keluar
dari mulutnya, dialah key yang akan selalu mengutarakan apapun di otaknya walaupun
itu tidak masuk akal. Ku gelengkan kepalaku dan kutepuk pundaknya perlahan dan
berkata “ yah key akan kujelaskan padamu arti kehidupan vanilla latteku.”
Ucapku padanya dan dia mengangguk menandakan dia akan mendengarkan ceritaku.
Suli :” kau tau
key ,vanilla latte memberikan kelembutan dan kenyamana. Kalau latte adalah
kopi,kopi sudah pasti pahit namun vanilla selalu setia pada rasa dan aromanya sendiri yang istimewa,
vanilla menjadi bermakna dengan menjadi dirinya sendiri. Vanilla tidak perluh
menyesuaikan diri namun dunia dan hidanganlah yang menyesuaikan diri untuknya.
Vanilla menjadi contoh sifat kerendahan
hati. Vanilla menjadi pemanis saat pahit terasa pekat. Vanilla mewarnai rasa
sehingga membuatku tahu ternyata ada kepahitan yang manis. Vanilla memberi efek
menenangkan sekaligus mengurangi rasa sakit.” Ucapku panjang lebar lalu
tersenyum pada key
Key : “ daebak
(luar biasa dalam Bahasa korea J)
bagaimana bisa kau mempunyai pikiran seperti itu, kau memang berbeda suli. Itu
berarti kau tak boleh sedih dalam kepahitan yang kau rasakan saat ini karena
vanilla akan membuat rasa manis didalamnya dan latte akan menguji seberapa
kuatnya dirimu.” Ucap key ,Aku hanya tersenyum kepadanya, dia memang pendengar
yang baik.
Cahaya bulan
kini mulai menghiasi malam yang dingin, kulihat langit penuh dengan hiasan
bintang yang gemerlap. Ku beranjak dari kursi taman yang kududuki, kalian tahu?
Kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan key karena dia harus melanjutkan
kuliahnya di luar negeri. Sekarang aku sendirian tanpa key maupun Naldi, aku
memutuskan untuk pergi mencari vanilla latte untuk menemani malam dinginku.
Seperti biasa karyawan di caffe itu selalu menyapaku dengan senyumannya dan
langsung memberikan vanilla latte yang hangat padaku. Vanilla latte benar-benar
membuatku tenang untuk saaat ini.
” suli ?”
Seseorang memanggil namaku dan
aku sudah kenal benar dengan suara itu. Saat kupandang wajahnya dia sangat
ragu-ragu untuk melangkah kakinya menujuku. Aku hanya menatapnya dengan tatapan
kosong dan melanjutkan untuk menikmati vanilla latteku tanpa memperdulikan dia
yang kini sudah dihadapanku. Saat aku mulai beranjak dari kursi yang sedang aku
duduki dia menahanku dan membuatku kembali duduk.
Suli: “ yah ada
apa?kenapa kau menahanku untuk beranjak dari kursiku? “ ucapku sinis
Naldi:” maaf
suli, aku benar-benar minta maaf padamu tidak seharusnya aku meninggalkanmu di
jalan sendirian aku sangat menyesal. Aku terlalu emosi waktu itu, aku tau kalau
aku sudah menyakiti perasaanmu dengan perkataanku dan perbuatanku tapi aku
mohon padamu jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku selalu
merindukan ocehanmu padaku dan sifat cerobohmu yang membuatku untuk selalu
melindungimu. Aku ingin kita selalu bersama-sama”
Apa yang harus aku lakukan ? aku
ingin menangis kenapa semua ini harus terjadi padaku . Aku tidak bisa
berkata-kata ,aku hanya terdiam dan menundukan kepalaku. Semua ini salahku tapi kenapa Naldi yang
meminta maaf ? Kenapa aku tidak bisa bicara apapun? Kukumpulkan tenaga untuk
berbicara dengan Naldi namun saat aku ingin berbicara dia beranjak dari tempat
duduknya. Langsung kuletakkan kepalaku di meja dan mengejek diriku sendiri yang
terlalu takut mengungkapkan perasaan. Namun aku merasa jika seseorang duduk di
kursi hadapanku, ku angkat kepalaku dan ternyata itu Naldi dengan Vanilla latte
ditanganya. Bingung , itu yang terjadi padaku sekarang
Naldi:” sulli,
apakah kau ingat pertemuan kita pertama karena vanilla latte ini? dan apakah
kau ingat saat kau berkata ingin hidup seperti vanilla latte.”
Sulli:” naldi
sebenarnya aku ingin bilang bahwa..” belum sempat ku selesaikan ucapanku di
menutup mulutku dengan tanganya. Itulah laki-laki yang selalu menghalangiku
berbicara dengan menutup mulut cerewetku ini.
Naldi: “ tidak
usah berbicara suli, aku sudah tau apa yang akan kau katakana, kamu tidak salah
akulah yang salah dan kini aku akan
menjawab pertanyaanmu yang dulu pernah kau tanyakan .” Ucap Naldi. Aku sempat
mengingat apa yang dulu pernah aku tanyakan
padanya. Sementara aku mencoba mengingatnya naldi mulai berbicara.
Naldi : “ dulu
kau pernah bertanya padaku kenapa aku
menganggap vanilla latte itu adalah perasaan cinta sesungguhnya . Aku akan
menjawabnya sekarang. Sebenarnya kau sudah mengerti apa jawabanya walaupun aku
tidak memberitaumu.”
Suli:”
bagaimana aku bisa tahu jawabanya jika kau tidak memberitahuku hah?” ucapku
sambal cemberut padanya.”
Naldi :” kau
tetap cantik saat cemberut hahha. Jawabannya sama dengan alasanmu saat kau
bilang jika kau ingin mewarnai hidupmu seperti vanilla latte” ucapnya dengan
tersenyum manis
Mendengar
perkataannya aku kini yakin dialah orang yang diberikan tuhan untuk
melindungiku dan aku berterima kasih pada vanilla latte yang telah
mempertemukanku pada Naldi juga yang membuatku berbaikan padanya. Kini semua
telah kembali seperti semula. Naldi telah kembali kepelukanku dan sifat kekanak
kanakanku telah aku hilangkan. Aku ingin menambahkan pernyataanku tentang
vanilla latte. vanilla latte itu cinta, mencintai dan menyayangimu dengan cara
membiarkan aromanya sebagaimana mestinya dan saling mengisi kekurangan yang
ada. Keindahannya tetap akan terpancar walau pahit akan datang disetiap rasa
manisnya .
Karya : sheyba adinda a.
Komentar
Posting Komentar