cerpen ku


HARI TERAKHIR
B Y : SHEYBA

Waktu berjalan seperti biasa, aku bangun pagi dan siap untuk berangkat ke sekolah SD ku Sawojajar 6 . Karna waktu sudah menunjukan pukul 6.45 WIB  aku segera memanggil ayahku untuk mengantarkanku ke sekolah.
“Yah ayo berangkat udah mau jam 7 loh..” ajak ku ke ayahku yang sedang merapikan bajunya.
“Iya –iya ini udah siap kok” jawab ayahku dengan santainya.
 Sesampainya aku di sekolah aku langsung di sambut hangat oleh para sahabatku yaitu Amalina ,Rike ,Wiwid ,Sari , Navy dan Versa.
“Dinda…..” Sapa sahabatku dengan serempak
“Iya-iya tanda tangannya nanti aja yah. Hahaha”  Candaku ke para sahabatku
“Apa ae se din din, sapa juga yang mau minta tanda tanganmu? Orang kita mau minta hatimu kok hahaha…” Balas teman dengan candaanya yang slalu romantiS
“Udah-udah mending taruh aja dulu tasmu din ntar kita lanjutin lagi. OK?” Ucap amalina ke aku
“Siap bos” Jawabku kepada amalina
Akhirnya aku menaruh tasku di kelas dan aku kembali bercanda bersama para sahabatku.Saat bel berbunyi kita langsung siap-siap masuk ke kelas untuk memulai pelajaran ipa. Aku dan para sahabatku begitu suka dengan pelajaran ipa, karna gurunya yang amat sabar dan paling sayang ke kita semua,beliau adalah bu esti.di tengah tengah pelajaran bu esti terdiam sejenak.
“Anak-anak tolong di bangunkan dong teman kalian yang ada di pojok sana! Masak saya nerangin dia malah tidur” Ucap bu Esti dengan suara lembutnya.
Serempak kami langsung melihat siapa yang tertidur di bangku paling pojok.
“Hahahaha Wira enak banget tidur rek” Ucap temannku yang membuat satu kelas menjadi tertawa, bu Esti pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.
Karna kami semua tertawa wirapun jadi terbangun sambil sedikit bingung dengan keadaan kelas yang ramai...
“Lapo.e rek?” Tanyak wira dengan keadaan masih mengantuk
“Kamu itu loh kok bisa tidur di kelas toh wir?” Tanyak bu esti ke pada wira .
ia malah tersenyum dan ikut tertawa bersama kami.pelajaran pun di lanjutkan kembali ,saat pelajaran ipa selesai kami kembali mengungkit kejadian yang barusan terjadi. Kebahagian kita mulai redup saat mengetahui setelah pelajaran ipa adalah pelajaran ips . tak lama kemudian guru ips ku datang ,beliau bernama bu.Ina.
 ” Ayo anak-anak siapkan buku ulangan kalian masing-masing , kita akan memulai ulangan bab yang telah kita pelajari kemarin” ucap bu Ina dengan suara kerasnya.
Setelah mendengar ucapan dari bu Ina ,serentak kami semua langsung protes.
 “Loh bu kenapa mendadak? Saya belum sempat belajar bu.” Protes salah satu temanku
”Yang tidak mau ulangan keluar saja! Tidak usah ikut pelajaran saya lagi!!”  Bentak bu Ina kepada kami dengan suara yang keras. Sampai-sampai keadaan yang semulanya ricuh menjadi tenang.
Dan akhirnya kita dapat ceramahan dari guru ipsku karna sikap kelasku yang kurang baik. Awalnya  aku berharap ceramahan itu bisa menghabiskan jam pelajaran ,namun harapan ku musnah karna ceramahan itu masih meninggalkan waktu pelajaran ips. Dan yang terjadi kita tetap ulangan dengan keadaan yang pasrah.
“Ayo cepat siapkan bukunya, saya sudah cukup lama ceramahnya” Ucap bu Ina
Dengan keadaan pasrah kami pun langsung menyiapkan buku ulangan, dan di mulailah soal-soal menghampiri kami. Aku berharap ulangan ku mendapat nilai yang cukup memuaskan yang penting tidak mendapat nilai di bawah 7 karna jika aku mendapat nilai di bawah 7 siap-siap deh aku masuk ke kamar mandi dan membersihkannya. Setelah ulangan selesai kami semua berdoa agar dapat nilai yang bagus dan ternyata datang sebuah keajaiban yang membuat nilai kami berada di atas 7. Serentak kami langsung kaget dan saling membagi kebahagiaan antar teman.
“Selamat yah kalian dapat nilai yang cukup memuaskan” Ucap bu ina kepada kami semua
 Bel istirahat pun berbunyi kami semua langsung berlarian menuju lapangan untuk siap-siap bermain roler coster, tapi bukan roler coster yang ada di ancol melainkan kami semua yang jadi roler costernya. Kami saling bergandengan dan paling depan menarik kita semua dan mengajak kami berlarian memutari lapangan sekolahku. Karna mungkin menariknya begitu cepat dan tangan temanku licin aku terjatuh dan tergeletak di depan guruku. Langsung saja guruku kaget dan langsung menolongku
” Ya tuhan kamu gak kenapa-kenapa din? Ada yang luka kah?” Ucap guruku dengan kaget
“Gak papa kok bu, cuman beset aja di tangan.” Jawabku dengan keadaan malu.
Teman-temanku langsung datang menghampiriku dengan keadaan panic, entah panic di marahin guru atau panic karna aku terjatuh. Akupun langsung berdiri agar guru ku percaya bahwa aku tidak kenapa-kenapa.
”Sudah-sudah, mendingan kalian bermain yang tidak membahayakan teman kalian !” Perintah guru kepada kami. Serentak kami menjawab “ Iya bu”
Karna aku lapar akhirnya aku mengajak teman –teman untuk membeli makana di kantin agar sejenak melupakan kejadian yang tadi. Setelah makan kitapun kembali ke kelas karena bel sekolah sudah berbunyi.
Waktu sudah menunjukan pukul 12.00 WIB ,waktunya kami semua untuk pulang. Saat pulang aku menunggu ibuku yang biasa menjemputku di depan gerbang sekolah. Namun tidak seperti biasanya, ibuku terlambat menjemputku dan saat menjemputku mata ibuku berkaca-kaca.
“ Kok tumben ibu jemputnya telat?” Tanya ku kepada ibuku saat sepedah motor mulai jalan.
“Tadi ada telpon dari budhe, katanya mas sepupumu masuk rumah sakit” Jawab ibu dengan suara yang pelan dan keadaan yang sedih.
“ Kok bsa masuk rumah sakit bu? Emang sakit apa mas Elfath?” Tanya ku .
“ Sakit tumor din, nanti ibu sama ayah mau ke Kediri jenguk Elfath” Jawab ibuku. 
Mendengar jawaban itu , aku serentak kaget dan gak nyangka kakak sepupuku yang selama aku berada di Kediri selalu menjaga ku sekarang ini berada di rumah sakit dengan keadaan lemah. Aku ingin menagis saat itu, namun aku harus kuat karna itu memang sudah takdir yang dibeikan oleh yang Kuasa. Sesampai di rumah ibu dan ayah siap-siap berangkat ke Kediri dan aku,kakakku serta adikku tetap berada di rumah karna kami harus sekolah.
“Hati-hati di rumah kalo mau makan udah ada uang,jadi ntar lagsung beli aja.” Ucap ayahku ke pada kami sebelum berangkat ke Kediri.
“Iya yah hati-hati di jalan nanti kasih kabar tentang mas Elfath yah kalo udah ketemu.” Ucap adikku kepada ayah dengan keadaan mata yang sudah berkaca-kaca.
“Pasti kok, yang penting jangan lupa kasik doa biar cepet sembuh mas Elfathnya” Jawab ayahku sambil mengusap air mata adikku yang satu persatu mulai berjatuhan di pipinya.
2 hari sudah berlalu akhirnya ayah dan ibuku pulang ke Malang dan member kabar bahwa mas Elfath di pindahkan ke rumah sakit Malang. Mendengar berita tersebut aku menjadi senang karna itu artinya aku dan para saudaraku bisa menjenguk mas Elfath. Besoknya aku sekolah seperti biasa , dan pulangnya aku sudah di tunggu ibuku di depan gerbang.
”Ayo din cepetan, katanya mau njenguk mas sepupumu.” Ucap ibuku
“Iya bu,ini udah cepet kok.” Jawabku sambil melempar senyum ke ibuku.
Sesampainya di rumah aku dan keluargaku langsung berangkat ke rumah sakit. Saat sampai di ruangan mas Elfath banyak orang yang menjenguk dan memberikan doa agar mas Elfath cepat sembuh.
“Gimana mas keadaannya? “ Tanyaku sambil menahan air mata yang melihat mas sepupuku tersayang dengan keadaan kurus kering.
“Alhamdulillah din udah rumayan enak.an kok. Maksih loh udah mau njeguk aku din.” Jawab mas Elfath sambil tersenyum.
Karna semakin banyak yang menjenguk ,aku dan ayahku pergi keluar agar ruangannya tidak sempit. Tak lama kemudian pakde datang dan bicara dengan  ayahku.
“ Dek, kata dokter Elfath tambah parah sakitnya, tumor.nya juga sudah makin menyerang organ lain” ucap pakde ku ke ayah sambil mengusap air matanya. Mendengar ucapan tersebut serentak aku dan ayah kaget
“Sudah mas kita pasrahin aja sama yang kuasa, sampean sing sabar aja.” Ucap ayahku sambil menepuk pundak pakdeku
Waktu cepat berlalu, matahari mulai menenggelamkan dirinya, aku dan keluaga berpamitan untuk pulang. Sesampai di rumah aku dan keluaga mengambil air wudu untuk melaksanakan sholat Magrib. Setelah sholat kami bersama-sam berdoa untuk kesehatan mas Elfath.Sebenarnya aku merasa kasian sama mas Elfath yang sedang sakit tapi tidak bisa di temani oleh ibunya karna ada urusan pekerjaan di luar kota. Mas Elfath sempat sedih saat tahu ibunya tidak di sampingnya.                     
4 hari sudah berlalu, aku mendapat berita bahwa mas Elfath sudah di pindahkan lagi ke rumah sakit di Surabaya. Saat ibu dan ayah pergi ke pasar hp ibuku bunyi dan langsung aku angkat
“Budhe badanku sakit semua, aku gak kuat budhe, cepet ke sini budhe ya..” Keluh mas Elfath saat di telfon.
“Ibuk masih ke pasar mas, nanti aku bilang ke ibuk agar ke Surabaya. Ini Dinda mas” Jawabku
“Ya udah din jangan lupa bilang ke bundhe” Ucap mas Elfath
Saat mendengar keluhan tersebut aku langsung meneteskan air mata karna mendengar  keLuhan mas Elfath di telfon dengan suara yang lemas. Aku merasa sudah tidak bisa membayangkan betapa sakitnya tubuh mas Elfath yang di serang tumor tanpa adanya kasih sayang dari ibunya.
“Tuhan Aku sangat sayang sama mas Elfath, dia adalah kakak yang slalu buatku tersenyum dan melindungiku jika aku di ganggu oleh temanku. Tuhan aku mohon berikanlah kesehatan untuk kakak sepupuku agar ia bisa kembali menjalani hidup tanpa harus berjuang menahan sakit yang menimpanya”  Doaku kepada tuhan sambil mengusap air mataku yang terus berjatuhan di pipiku.
Saat ibu sudah pulang aku mengucapkan apa yang tadi di ucapkan mas Elfath di telfon. Ibupun langsung mengambil hp dan langsung menanyaan keadaan mas Elfath lewat sms. Karna ayahku ada tugas kantor yang banyak , ayahku tidak sempat untuk menjenguknya langsung. Ayahku menjenguk 2 hari setelah telfon dari mas Elfath.
“Cring…cring….cring..cring..” Bunyi suara handpone ayahku yang saat itu menunjukan waktu 12.15 WIB
“Halo? Kenpa mas? Ucap ayahku saat mengetahui bahwa itu telfon dari pakdeku
“ Elfath udah pergi dek” Ucap pakdeku sambil menagis
“Inallillahiwainallillahirojiun, yang sabar mas nanti aku sama keluarga ke Kediri pagi-pagi. Sampeyan kapan ke Kedirinya?” ucap ayahku
“Ini aku langsung ke Kediri dek” Jawab pakdeku
Aku yang mendengar perckapan tersebut langsung tidak bisa menahan air mata yang berjatuhan di pipi. Aku tidak menyangka bahwa kakak yang selama ini aku sayang sudah pergi untuk slama-lamanya. Aku hanya berharap mas Elfath bisa tenang di sana dan amal ibadahnya selama ini di terima oleh ALLAH SWT.
Pagi-pagi ayahku langsung memberi kabar duka kepada para saudaraku . kamipun langsung berangkat ke Kediri . sesampainya di sana kami sudah terlambat, jenazah mas Elfath sudah mulai di kubur. Kamipun langsung ikut berdoa dengan yang lainnya.
“Dinda jangan nangis dong, kamu harus iklas. Kasihan nanti mas Elfath yang gak bisa tenang di sana.” Ucap nenekku kepadaku
“Iya nek aku gak akan nangis” Jawabku sambil mengusap air mataku yang  berada di pipi
Setelah selesai kami kembali ke rumah , kebetulan rumahku yang di Kediri bersampingan dengan rumah pakdeku. Aku pun langsung datang ke rumah pakde dan melihat keadaan yang duka.
“Din.. budhe jahat, budhe gak bisa menjaga mas Elfath saat di rumah sakit” Keluh budheku sambil menangis
Aku hanya bisa berkata “sabar ya budhe” sambil memeluk budhe dengan erat. Aku masih tidak percaya bahwa kejadian ini benar-benar nyata. Aku berharap semua ini hanya mimpi, namun mau gimana lagi kalau ini sudah takdir yang di berikan oleh Tuhan kepada kami semua. Kini aku sudah tidak bisa bertemu dengan seorang kakak sepupu yang amat aku sayang dan yang menyangiku. Aku berharap mas Elfath berada di surga dan hidup tenang. Aku akan slalu mendoakan mas Elfath di setiap sholatku.
“ Sampai jumpa mas Elfath….. aku tidak akan melupakan kenangan bersamamu mu “ ucapku dalam hati sambil menahan air mata kerna aku tidak ingin mas Elfath melihatku sedih.
Dan di hari terakhir aku melihatnya, aku berharap dia tenang disana bersama ALLLAH SWT . aamiin
                                      

                                                                                                                          



Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerpen vanilla latte ( sheyba adinda)

Kisah Anak Kucing yang Diselamatkan 6 Polisi

kewajiban memakai jilbab